[Fanfic] Another Eastern Land chapter 1

Posted by Unknown On 2016年10月21日 Add Comments

Another Eastern Land
Penulis : Eternal Wind
Kategori : Fanfic
Source : Touhou Project


Chapter 1
Orient World

“Shin….Shin….Shin…..”
Tiba-tiba terdengar suara misterius yang kembali mengisi mimpiku yang damai. Sudah beberapa kali aku mendengar suara ini saat tidur. Apakah ini gangguan makhluk halus? Entahlah.

“Datanglah…ke…sebuah gua….di belakang….kuil Suwa….”

[Hah? Kuil Suwa? Tempat penyimpanan salah satu Harta Suci Jepang itu?]

Kriing !!!! Kriing !!! Kriing !!!

Sebuah alarm kembali membangunkan tidurku. Pagi hari yang buruk, ya seperti itulah yang kurasakan setelah mendapat suara-suara aneh belakangan ini. Untungnya, hari ini adalah hari libur, sehingga aku bisa kembali meneruskan tidurku yang terganggu oleh suara-suara aneh. Namun, entah kenapa suara aneh tersebut membuat ragaku menolak untuk tidur. Tiba-tiba, terpikir sebuah ide yang menambah rasa semangatku.

“Kalau disana ada sebuah harta pusaka yang belum ditemukan, aku bisa mendapat uang dan penghargaan. Heh, baiklah aku akan pergi kesana.”

Rasa hausku akan uang dan ketenaran membuat diriku menggerakan badan yang masih lemas untuk kembali beraktifitas. Setelah berbagai persiapan matang dan mengecek kondisi rumah, akhirnya aku mulai melangkah keluar asrama. Sepanjang perjalanan menuju Kuil Suwa, aku terus membayangkan uang yang didapat, ketenaran yang mendunia, dan koleksi benda pusaka yang kusimpan di rumah. Oh, mungkin aku terlalu berlebihan soal ketenaran. Tapi ya, dimana ada ketenaran, uang akan datang dengan sendirinya.

Mungkin kalian mengira bahwa aku ini adalah Indiana Jones yang bertualang mencari benda pusaka. Bukan. Aku hanyalah seorang mahasiswa jurusan sastra Jepang yang tengah melanjutkan studinya di sebuah universitas ternama di Kyoto. Ketertarikanku pada negara matahari terbit ini muncul saat duduk di bangku SMA di Indonesia, dan karena itulah aku bisa menginjakkan kaki di tanah 8 juta dewa ini setelah 8 tahun tinggal sementara di Indonesia.

***

“Akhirnya sampai juga, saatnya menambah ‘piala’ dalam rak koleksi” ujarku dalam hati
.
Sampai juga di stasiun ini, tinggal berjalan kaki 20 menit dan tiba di tujuan yang disebutkan suara aneh tadi, Kuil Suwa. Kuil yang menyimpan salah satu Harta Suci negara ini merupakan salah satu kuil terbesar di Jepang. Dengan segala kemegahan dan kekayaan budaya yang dimilikinya, tentu dapat memukau siapapun yang mendatangi kuil ini.

“Hmm…bagian hutan ya. Oke aku akan pergi kesana.”

Ekspedisi akhirnya dimulai. Pepohonan yang rindang dan udara sejuk pegunungan membuat diriku menyukai alam ini. Bisa jadi ini karena setiap harinya aku harus menghirup udara kotor perkotaan membuat diriku menginginkan suasana sejuk dan hening di hutan yang cukup lebat ini. Setelah berjalan selama 35 menit, aku berhasil menemukan gua tersebut.

“Fuh, sampai juga. Perjalanan yang cukup melelahkan. Tapi tak apalah, uang dan ketenaran sudah siap untuk menyambutku, hehehe”

Tak berpikir panjang lagi, aku masuk ke dalam gua itu. Gua yang biasa-biasa saja. Oh, aku lupa kalau disini mungkin ada Pokemon berkeliaran, dengan cepat ku buka smartphone dan…hasilnya tidak ada. Ah, kenapa aku bisa bersantai-santai disini. Dengan cepat aku langsung menutup smartphone dan melanjutkan perjalanan.

Perlahan-lahan, gua tersebut menunjukkan keindahan yang dimilikinya. Hamparan stalaktit dan stalakmit beserta luasnya danau kembali memanjakanku dan menenangkan pikiran. Tapi tunggu dulu, setelah aku sampai ke dalam gua ini, tidak ada apa-apa. Apa maksud dari suara aneh dalam mimpi tadi? Gua ini kosong melompong. Ck, masa’ aku ditipu oleh hantu mimpi. Tak lama kemudian, aku terpikir untuk kembali dan keluar dari gua. Namun sayangnya aku sudah terlalu jauh berjalan hingga aku lupa jalan pulang. Ditambah dengan mulai berkurangnya cahaya membuat aku agak panik.

“Aku harus mencari jalan keluar !” itulah yang terbersit di benakku.

Aku terus berjalan mencari jalan keluar. Dengan rasa panik yang kurasakan, aku terus melaju tanpa memikirkan bahaya. Beberapa saat kemudian, aku melihat sebuah cahaya dibalik pintu keluar. Tanpa membuang waktu, aku langsung menghampiri cahaya tersebut. Tapi…

“Apa? Jalan buntu?”

“Arrgh ! Aku ingin keluar dari sini !”

Jalan buntu. Ternyata cahaya tadi berasal dari sinar matahari yang masuk melalui celah-celah sempit. Namun, ada sesuatu yang aneh. Aku menemukan banyak benda pusaka disini. Setelah kuhitung semuanya ada 5 benda pusaka.

“Hmm, shuriken, pedang, fosil, tombak, dan….apa ini?”

Sebuah benda misterius. Setelah menggosok benda misterius itu, ternyata itu adalah Hakkero, sebuah benda berbentuk segi delapan dengan cermin kecil di tengah yang berfungsi menangkal hantu dan arwah jahat menurut kepercayaan orang Tiongkok. Sungguh bahagianya aku bisa menemukan benda-benda langka seperti ini. Aku langsung menaruhnya ke dalam tas lalu mengenggam pedang dan tombak di kedua tanganku karena 2 benda ini tidak bisa masuk ke dalam tas. Pedang tersebut memiliki tali yang bisa diikat dan kemudian ku ikat di pinggang. Kini tinggal tombak yang tersisa di tanganku. Ketika selesai merapikan barang temuan, tiba-tiba suara aneh itu datang lagi.

“Akhirnya kau sampai juga disini”

“Siapa disitu !”

Seketika aku berteriak ke arah suara aneh itu, namun suara itu masih bergema di seluruh ruangan ini.

“Selamat datang di Gensokyo….wahai anak muda”

“Hei, apa maksudnya ini !”

Suara aneh tersebut menghilang, dan mengembalikan suasana hening seperti semula. Saat itu aku masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Kemudian menyesali semua yang telah kulakukan disini. Terjebak di dalam gua yang redup dan lupa jalan pulang. Meskipun sudah memungut 5 benda pusaka, rasanya tak berarti bila dibandingkan dengan diriku yang terjebak tanpa pertolongan. Setelah menghela nafas, aku memutuskan untuk mencoba untuk keluar dari gua ini.

Setelah berjalan cukup lama dan menghabiskan banyak tenaga untuk mencari jalan keluar, sampailah aku di pintu masuk gua. Aku merasa bahagia dan lega bisa menghirup udara lagi. Tapi, aku melihat banyak hal yang berbeda disini.

“Loh, perasaan tadi ada hutan lebat. Kok sekarang cuma hamparan pepohonan?”

Seharusnya di sekitar sini ada hutan lebat, namun yang ada hanya pepohonan yang tersebar secara acak. Aku terus berjalan hingga sampai di hamparan rumput.

“Aneh, sekarang malah hamparan rumput. Lalu, kuil juga tidak ada. Dimana aku sekarang?”

Jangankan kuil, orang-orang yang mengunjungi kuil tadi juga tidak ada. Di depan ku hanya ada hamparan rumput yang luas. Aku merasa bingung dan heran, dimana aku sekarang? Kulihat lingkungan sekitar sini, aku menemukan kuil di atas sana. Harusnya kuil ada disini. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata aku berada di atas gunung ! Kuil tadi berada di atas gunung yang kupijak. Anehnya, bentuk kuil itu sama dengan kuil yang kulewati sebelum masuk hutan lebat.

“Hmm, mungkin aku bisa menemukan petunjuk disana” ujarku.


Dengan rasa penasaranku yang terus menghinggap di kepala, aku memutuskan untuk pergi ke sana. Ternyata, perjalananku dimudahkan dengan adanya tangga yang tersusun rapi ke arah sana. Sekian anak tangga kulewati, aku merasakan penat dan keringnya kerongkongan. Namun perjalanan ini harus kutempuh. Sebelum mencapai anak tangga terakhir, rasa penat dan haus membuat diriku mulai tak sadarkan diri. Sebelum tubuhku benar-benar “mati”, aku melihat seorang wanita berambut hijau berlari ke hadapan ku….

Please wait warmly until the second chapter release.

Leave a Reply

Powered by Blogger.

Popular Posts

Visitor

Flag Counter

Weekly post

Copyright © 2012 Eternal Wind | Haiyore! Nyaruko-san Theme | Designed by Johanes DJ