[Fanfic] Another Eastern Land chapter 2

Posted by Unknown On 2017年9月6日 Add Comments
Another Eastern Land
Penulis : Eternal Wind
Source : Touhou Project

Chapter 2

“Tenang sekali”

Aku terbangun dari pingsanku kemarin. Kakiku terbujur kaku dan tidak bisa digerakkan, seberapapun usaha yang kulakukan untuk menggerakkannya. Akhirnya aku terbaring lemas setelah kehabisan tenaga untuk bangun dari kasur. Kini aku terbaring di sebuah ruangan luas beralaskan tatami dengan pintu geser layaknya ruangan tradisional Jepang pada umumnya. Lantas aku berpikir, dimanakah aku sekarang? Apa aku berada di dalam kuil yang kukejar tadi? Kumpulan pertanyaan terus menggema dalam otakku. Tak lama kemudian, aku mendengar suara langkah kaki yang tak teratur datang ke ruangan dimana aku berada. Terlihat dari pintu geser transparan tersebut sepasang bayangan manusia, yang satu gadis berambut hijau tadi dan yang satu lagi….anak kecil dengan topi berhiaskan mata katak di atasnya.

“Oh, kamu sudah sadar ya, syukurlah”

“Jadi ini cowok yang kau pungut di tangga kuil itu?”

“Iya, dia terlihat sangat capek dan tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri”

Mereka asik berbicara tanpa menghiraukan keberadaanku. Aku langsung memotong pembicaraan mereka.

“Hmm, ini dimana ya?”

“Kamu sedang berada di dalam kuil Suwa, salah satu kuil Shinto di Gensokyo, dunia paralel dimana siluman dan manusia hidup berdampingan” ujar wanita berambut hijau.

Tunggu, kuil Suwa katamu? Tapi letaknya berbeda dengan yang kudatangi sebelumnya. Kemudian Gensokyo, dunia yang aneh, mana mungkin siluman dan manusia bisa hidup berdampingan? Hmm, kalau yang dia katakan benar, berarti aku berada di dunia lain layaknya beberapa cerita populer di dunia yang kutinggali. Ah, tapi sebagian besar ceritanya mainstream dan terlalu heroik, jadi ya bisa saja kemunculanku di dunia lain ini tidak sekeren cerita dunia lain yang terkenal dan pasaran itu.
“Ngomong-ngomong, kalian penghuni kuil ini?”

“Ya, perkenalkan namaku Kochiya Sanae, miko dari kuil ini. Dan yang ada di sampingku adalah buyutku, Moriya Suwako.”

“Senang berkenalan denganmu, anak muda. Hmm, siapa namamu?”

“Nagakaze Shin, ‘pendatang baru’ di dunia ini.”

Ya, kami berkenalan satu sama lain. Jadi, cewek ini namanya Sanae ya. Kalau dipikir-pikir dia cantik juga, ditambah dengan proporsi ideal serta dynamite body miliknya, aku yakin pasti ada yang mengincar dirinya. Nampaknya Tuhan memberiku rezeki yang banyak hari ini. Bayangkan saja, sudah dapat barang-barang antik terus didatangi cewek cantik dengan dynamite bodynya. Terima kasih Tuhan. Tapi melihat Suwako, rasanya aku agak skeptis mengenai tubuhnya. Tak mungkin buyut memiliki tubuh yang awet muda. Ya, awet muda juga ga kayak gini juga.

Oke, cukup basa-basi dan kinky thinkingnya. Aku jadi penasaran, kenapa aku bisa datang ke dunia lain, layaknya kisah Alice in Wonderland, hanya saja tidak ada makhluk yang unik dan lebay. Mereka pasti tahu penyebabnya, dan sepertinya mereka juga tahu seluk beluk dunia ini.

“Tapi, sebelumnya aku melihat kuil ini sebelum benar-benar berada di dunia lain yang kau sebut Gensokyo ini”

“Oh, itu ya. Kuil yang kamu lihat sebelumnya itu adalah Kuil Suwa…hmm…bagaimana ya menjelaskannya”

“Kuil yang sekarang kau lihat ini Kuil Suwa di dunia lain. Kuil yang sama namun berbeda dari aslinya.”

Parallel World. Dunia lain yang sama namun ada sedikit perbedaan diantaranya. Gua tempat benda pusaka tadi juga tidak ada disini, melainkan di lembah gunung batu ini. Oh ya, mana benda pusakaku?

“Kochiya-san….”

“Sanae, Shin-kun”

“Oke oke. Sanae, kamu lihat tasku?”

“Ada di ruang sebelah. Sebelum kami memindahkanmu ke sini, kamu dibaringkan sementara untuk pertolongan pertama. Awalnya, aku mau memindahkan tas itu, tapi terlalu berat jadi kubiarkan saja”

“Kalau begitu, biar aku….”

“Jangan bangun ! Kakimu belum bisa digerakkan, biar aku yang ambil tasnya.”

Sanae bergegas bangun dan pergi ke ruang sebelah dengan cepat. Ah, bodoh juga aku, masih saja memaksakan diri. Di dunia paralel ini, aku mulai beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Namun, aku tidak bisa santai saja disini. Meski aku pergi ke luar asrama pada hari Sabtu, aku harus kembali beraktifitas, pergi ke kampus, menyelesaikan pekerjaan rumah, dan merapikan kamar. Sembari memikirkan hal itu, tiba-tiba pandanganku teralihkan ke arah luar ruangan, terlihat Sanae sedang membawa tas dengan kondisi yang tampak letih. Suara erangannya membuat pikiranku juga ikut teralihkan. Bagaimana tidak, suaranya mirip suara rangsangan wanita ketika sedang….ah sudah-sudah, kenapa aku berpikiran mesum di saat-saat seperti ini. Simpan pikiran mesummu untuk lain kali, Shin ! Sekelebat petir menyambar di dalam otakku yang menyuruhku untuk membantunya, tapi aku hanya bisa terbaring diam karena kakiku yang tak bertenaga. Sanae berhasil kembali ke hadapanku, dengan muka merah, napas terengal-engal, dan tubuh yang penuh keringat. Tak kuat menahan tasku yang sepertinya berat, dia menjatuhkannya dan membuat tasku memuntahkan seluruh isinya, termasuk barang pusaka yang kuambil tadi.

“Hah…hah…hah…hah”

“Apa seberat itu tasku? Perasaan enteng tuh tas.”

“Tas ini berat tahu!”, ketus Sanae dengan suara yang agak lantang.

Tiba-tiba, Sanae langsung fokus pada salah satu benda yang berserakan dari muntahan tasku.

“Ini….Hakkero ! Dimana kamu menemukannya?”

“Di gua yang letaknya lumayan jauh dari kuil…sebelum pindah ke Gensokyo ini”

“Ini mirip seperti Hakkero milik seseorang di Gensokyo ini….Oh, bahkan aku merasakan aura magis dalam benda ini.”

“Eh? Begitukah? Nampaknya benda ini biasa saja, tak ada sesuatu yang spesial apalagi aura magis.”

Kalau begitu, benda pusaka yang lainnya juga memiliki aura magis. Apa semuanya sudah direncanakan oleh seseorang yang mengirimku ke dunia ini? Oh iya, aku ingat satu hal dan langsung menanyakannya.

“Sanae, sebelumnya adakah orang yang mengalami hal yang sama sepertiku? Tiba-tiba, langsung terpental ke Gensokyo ini dengan seketika.”

“Belum ada, Shin-kun. Namun, ada beberapa orang yang mampu menguasai border yang memisahkan dunia luar dan Gensokyo.”

“Oh seperti itu ya”

“Memangnya kenapa Shin-kun?”

“Kemarin, aku tiba-tiba dikagetkan oleh suara misterius yang merasuki mimpiku. Kemudian, suara tersebut menuntunku untuk pergi ke dalam gua dan mengambil pusaka. Saat aku keluar dari gua, aku sudah berada di dunia ini.”

“Oh, aku mengerti !”

“Ada apa Sanae?”

“Kalau tidak salah sekitar 4 bulan lalu, banyak orang-orang dari dunia luar berdatangan ke Gensokyo, persis seperti kejadian yang kamu alami saat ini. Sampai-sampai miko dari kuil Hakurei kewalahan dan akhirnya memulangkan mereka semua.”

Wah, kalau benar begitu, artinya aku bisa pulang ke rumah ! Aku harus bertemu dengan miko dari kuil Hakurei ini. Pasti dia bisa memulangkan ku kembali ke dunia luar.

“Sanae, bisakah aku bertemu dengan miko yang kau sebut itu?”

“Bisa sih, tapi nanti aja ya setelah kamu sembuh.”

Benar juga yang dikatakan Sanae, sekarang kesembuhanku yang paling pertama kuselesaikan. Setelah sembuh, aku harus membantunya sebagai rasa terima kasihku karena sudah merawat dan menyembuhkanku.

Tanpa disadari, matahari sudah berpamitan dengan dunia dan malam pun sudah datang menyelimuti dunia ini. Dengan ramah dan penuh senyum, Sanae tampak senang saat membawakan makan malam ke hadapanku. Menu makan malamnya cukup mewah, gyuudon lengkap dengan wasabi dan shoyu sebagai lauknya, serta buah-buahan dan kue mochi sebagai makanan penutup. Berkat makanan mewah itu, tenagaku sudah mulai pulih dan mulai bisa berjalan meski rasa sakit masih terasa di kakiku. Karena masih penasaran dengan lingkungan kuil ini, aku memutuskan untuk pergi mengelilingi kuil. Sanae tiba-tiba berdiri dan berkata bahwa ia akan menemaniku saat mengelilingi kuil. Baik dan ramah juga gadis ini. Dibilang pergi menemani, lebih tepat disebut memandu karena ia juga mengenalkan ruangan dan tempat-tempat di area kuil Moriya. Ketika masuk ke ruang utama kuil, aku melihat Suwako dan seorang wanita berbaju merah dengan shimenawa besar menggantung di punggungnya.

“Oh, kamu ya, cowok yang datang dunia lain,” ucap wanita itu.

“Ya, begitulah. Aku juga tak tahu kenapa bisa terlempar ke Gensokyo ini.”

“Shin, perkenalkan, dia adalah Kanako-sama, dewa yang menguasai kuil ini,” ujar Sanae kepadaku.

Pantas saja, terlihat sekali dari penampilan dan gaya bicaranya. Selaku pendatang, aku langsung membungkuk kepadanya dan berterima kasih karena sudah menampungku. Begitu pula kepada Sanae dan Suwako yang sudah merawatku dengan penuh perhatian.

“Shin, tak perlu sungkan-sungkan. Sudah menjadi kewajiban untuk menolong sesama yang kesusahan,” Kanako mengatakannya sambil menyuruhku berhenti membungkuk.

“Shin-kun sopan ya,” ujar Sanae sembari tertawa kecil.

“Tapi ya, sebenarnya dewa disini bukan hanya Kanako saja Shin,” Suwako mengucapkannya dengan penuh percaya diri.

“Suwako juga dewa kuil ini Shin, walaupun derajatnya sedikit di bawahku sih,” ejek Kanako

“Huuh, sembarangan. Begini juga aku kuat tahu !” ketus Suwako dengan amarah kekanak-kanakannya.

Kami bertiga tertawa melihat ekspresi Suwako saat itu. Lalu, aku sedikit bertanya mengenai dunia ini kepada Kanako.

“Kanako-san, sebenarnya dunia yang disebut Gensokyo ini seperti apa sih? Kelihatannya tidak jauh berbeda dengan Jepang”

“Jadi begini Shin, Gensokyo ini sebenarnya dunia terselubung yang sama persis dengan dunia yang kamu tinggali. Meski begitu, sejauh ini wilayah Gensokyo masih diliputi tradisi dan kearifan budaya Jepang”

Mendengar hal itu, dapat dipastikan kalau dunia ini adalah Parallel World. Namun pernyataan Kanako  tersebut mengaktifkan otakku menyikapi hal yang janggal disini.
“Tapi kalau memang betul ini adalah Jepang, harusnya lingkungannya tak seperti ini, dan warganya juga banyak. Nampaknya ini adalah dunia lain.”

“Sebenarnya dunia ini dibatasi oleh sebuah penghalang yang dijaga oleh miko kuil Hakurei, dan siapapun yang masuk ke dunia ini akan dilupakan dan dianggap tidak ada oleh dunia luar yang kau tinggali selama ini,” ujar Kanako

Apa? Berarti selama ini aku “mati” di dunia ini. Cih, percuma saja sudah memungut benda pusaka yang ketemukan kemarin lusa. Betapa bodohnya aku menuruti suara misterius itu.

“Namun, kamu bisa kembali ke dunia asalmu Shin. Kamu hanya tinggal pergi ke kuil Hakurei dan pasti kamu akan dipulangkan ke dunia luar”

Setidaknya aku lega karena bisa kembali ke rumah setelah mendengar hal itu. Dalam hati terbersit untuk langsung pergi besok dan meninggalkan dunia ini, namun rasanya tak sopan kalau aku tidak membalas budi mereka yang sudah merawatku. Tak lama kemudian, Suwako melanjutkan pembicaraan.

“Shin, sebaiknya kamu tinggal dulu disini untuk sementara waktu.”

“Lho, kenapa?”

“Belakangan ini, para siluman mulai berkeliaran dengan bebas. Bahkan pada siang hari pun tak ragu-ragu menampakkan wujudnya.” ujar Kanako.

Wanita berambut pendek setinggi bahu ini menjelaskan bahwa akhir-akhir ini siluman sering berkeliaran di Gensokyo untuk memangsa manusia, tak jarang banyak desa yang kehilangan warganya baik siang maupun malam hari. Pihak desa pun meminta bantuan kepada pendeta kuil Hakurei dan Moriya untuk mengatasi para siluman tersebut namun tetap saja masih belum mampu mengatasi permasalahan ini.

“Kalau begitu, berarti aku juga harus bisa menjaga diri. Besok aku mau coba latihan dengan benda-benda pusaka yang kudapat belum lama ini.”, pikirku saat itu.

“Aku tahu kamu masih belum terbiasa disini dan ingin segera pulang ke dunia luar, tapi untuk sementara ini jangan coba-coba keluar dari area kuil Moriya ini.”, ujar Kanako.

“Ya, aku sendiri juga belum ada  niat untuk pulang ke rumah meskipun sebenarnya ingin pulang.”, ucapku.

Suwako tiba-tiba bertanya kepadaku.

“Kamu gak keberatan kan?”

“Gak kok”


Tak lama kemudian, Sanae menguap dengan kerasnya menandakan ia sudah mengantuk. Percakapan hari itu diakhiri dengan kembalinya penghuni kuil ke tempat peristirahatannya masing-masing. Namun aku masih memikirkan suatu hal, akankah aku bisa pulang dengan selamat? Meski aku belum niat untuk pulang, tapi aku merindukan rumah. Ya, mudah-mudahan aku bisa pulang suatu saat nanti. Tak lama kemudian, rasa kantukku membuat diriku terjun ke dunia gelap gulita.

AMH Magz

Posted by Unknown On 2016年11月16日 Add Comments
                   
Kalian butuh informasi terkini seputar dunia anime, manga, game dan deretan pop culture Jepang lainnya? Maka majalah yang satu ini sangat pas untuk kalian. AMH Magz adalah majalah digital yang digarap oleh para user yang sering nongkrong di subforum Anime & Manga Haven yang bermarkas di Kaskus, forum terbesar dan terluas di Indonesia.

Majalah ini sudah berumur 5 tahun, bersamaan dengan rilisnya AMH Magz Vol 32. Cukup lama bukan? Isi majalahnya terdiri dari 5 rubrik : Review, Music, Event, Knowledge Centre, AMHave Fun. Majalah digital ini tidak dipungut biaya alias GRATIS atau FREE, tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun. Penasaran bagaimana isinya? Lihat beberapa gambar di bawah ini (gambar pertama merupakan Cover).




Tak hanya itu saja, majalah yang terbit setiap 2 bulan ini tersedia dalam versi download dan read online. Bagi kalian yang men-download Magz ini, disarankan untuk membaca dalam aplikasi PDF Reader seperti Adobe Reader X dan Foxit Reader, karena majalah ini berbentuk PDF. Majalah ini juga kompatibel dengan smartphone anda. By the way, kalian bisa membaca secara online / men-download-nya di link berikut ini.

Read Online :

Download :

UPDATE !

Kunjungi fanpage AMH Magz di Facebook, dan forum threadnya di Kaskus. By the way, kenapa saya memasukkan majalah ini di blog karena saya sendiri merupakan kontributor tetap majalah ini, hahaha. See you on the next post !

[Fanfic] Another Eastern Land chapter 1

Posted by Unknown On 2016年10月21日 Add Comments
Another Eastern Land
Penulis : Eternal Wind
Kategori : Fanfic
Source : Touhou Project


Chapter 1
Orient World

“Shin….Shin….Shin…..”
Tiba-tiba terdengar suara misterius yang kembali mengisi mimpiku yang damai. Sudah beberapa kali aku mendengar suara ini saat tidur. Apakah ini gangguan makhluk halus? Entahlah.

“Datanglah…ke…sebuah gua….di belakang….kuil Suwa….”

[Hah? Kuil Suwa? Tempat penyimpanan salah satu Harta Suci Jepang itu?]

Kriing !!!! Kriing !!! Kriing !!!

Sebuah alarm kembali membangunkan tidurku. Pagi hari yang buruk, ya seperti itulah yang kurasakan setelah mendapat suara-suara aneh belakangan ini. Untungnya, hari ini adalah hari libur, sehingga aku bisa kembali meneruskan tidurku yang terganggu oleh suara-suara aneh. Namun, entah kenapa suara aneh tersebut membuat ragaku menolak untuk tidur. Tiba-tiba, terpikir sebuah ide yang menambah rasa semangatku.

“Kalau disana ada sebuah harta pusaka yang belum ditemukan, aku bisa mendapat uang dan penghargaan. Heh, baiklah aku akan pergi kesana.”

Rasa hausku akan uang dan ketenaran membuat diriku menggerakan badan yang masih lemas untuk kembali beraktifitas. Setelah berbagai persiapan matang dan mengecek kondisi rumah, akhirnya aku mulai melangkah keluar asrama. Sepanjang perjalanan menuju Kuil Suwa, aku terus membayangkan uang yang didapat, ketenaran yang mendunia, dan koleksi benda pusaka yang kusimpan di rumah. Oh, mungkin aku terlalu berlebihan soal ketenaran. Tapi ya, dimana ada ketenaran, uang akan datang dengan sendirinya.

Mungkin kalian mengira bahwa aku ini adalah Indiana Jones yang bertualang mencari benda pusaka. Bukan. Aku hanyalah seorang mahasiswa jurusan sastra Jepang yang tengah melanjutkan studinya di sebuah universitas ternama di Kyoto. Ketertarikanku pada negara matahari terbit ini muncul saat duduk di bangku SMA di Indonesia, dan karena itulah aku bisa menginjakkan kaki di tanah 8 juta dewa ini setelah 8 tahun tinggal sementara di Indonesia.

***

“Akhirnya sampai juga, saatnya menambah ‘piala’ dalam rak koleksi” ujarku dalam hati
.
Sampai juga di stasiun ini, tinggal berjalan kaki 20 menit dan tiba di tujuan yang disebutkan suara aneh tadi, Kuil Suwa. Kuil yang menyimpan salah satu Harta Suci negara ini merupakan salah satu kuil terbesar di Jepang. Dengan segala kemegahan dan kekayaan budaya yang dimilikinya, tentu dapat memukau siapapun yang mendatangi kuil ini.

“Hmm…bagian hutan ya. Oke aku akan pergi kesana.”

Ekspedisi akhirnya dimulai. Pepohonan yang rindang dan udara sejuk pegunungan membuat diriku menyukai alam ini. Bisa jadi ini karena setiap harinya aku harus menghirup udara kotor perkotaan membuat diriku menginginkan suasana sejuk dan hening di hutan yang cukup lebat ini. Setelah berjalan selama 35 menit, aku berhasil menemukan gua tersebut.

“Fuh, sampai juga. Perjalanan yang cukup melelahkan. Tapi tak apalah, uang dan ketenaran sudah siap untuk menyambutku, hehehe”

Tak berpikir panjang lagi, aku masuk ke dalam gua itu. Gua yang biasa-biasa saja. Oh, aku lupa kalau disini mungkin ada Pokemon berkeliaran, dengan cepat ku buka smartphone dan…hasilnya tidak ada. Ah, kenapa aku bisa bersantai-santai disini. Dengan cepat aku langsung menutup smartphone dan melanjutkan perjalanan.

Perlahan-lahan, gua tersebut menunjukkan keindahan yang dimilikinya. Hamparan stalaktit dan stalakmit beserta luasnya danau kembali memanjakanku dan menenangkan pikiran. Tapi tunggu dulu, setelah aku sampai ke dalam gua ini, tidak ada apa-apa. Apa maksud dari suara aneh dalam mimpi tadi? Gua ini kosong melompong. Ck, masa’ aku ditipu oleh hantu mimpi. Tak lama kemudian, aku terpikir untuk kembali dan keluar dari gua. Namun sayangnya aku sudah terlalu jauh berjalan hingga aku lupa jalan pulang. Ditambah dengan mulai berkurangnya cahaya membuat aku agak panik.

“Aku harus mencari jalan keluar !” itulah yang terbersit di benakku.

Aku terus berjalan mencari jalan keluar. Dengan rasa panik yang kurasakan, aku terus melaju tanpa memikirkan bahaya. Beberapa saat kemudian, aku melihat sebuah cahaya dibalik pintu keluar. Tanpa membuang waktu, aku langsung menghampiri cahaya tersebut. Tapi…

“Apa? Jalan buntu?”

“Arrgh ! Aku ingin keluar dari sini !”

Jalan buntu. Ternyata cahaya tadi berasal dari sinar matahari yang masuk melalui celah-celah sempit. Namun, ada sesuatu yang aneh. Aku menemukan banyak benda pusaka disini. Setelah kuhitung semuanya ada 5 benda pusaka.

“Hmm, shuriken, pedang, fosil, tombak, dan….apa ini?”

Sebuah benda misterius. Setelah menggosok benda misterius itu, ternyata itu adalah Hakkero, sebuah benda berbentuk segi delapan dengan cermin kecil di tengah yang berfungsi menangkal hantu dan arwah jahat menurut kepercayaan orang Tiongkok. Sungguh bahagianya aku bisa menemukan benda-benda langka seperti ini. Aku langsung menaruhnya ke dalam tas lalu mengenggam pedang dan tombak di kedua tanganku karena 2 benda ini tidak bisa masuk ke dalam tas. Pedang tersebut memiliki tali yang bisa diikat dan kemudian ku ikat di pinggang. Kini tinggal tombak yang tersisa di tanganku. Ketika selesai merapikan barang temuan, tiba-tiba suara aneh itu datang lagi.

“Akhirnya kau sampai juga disini”

“Siapa disitu !”

Seketika aku berteriak ke arah suara aneh itu, namun suara itu masih bergema di seluruh ruangan ini.

“Selamat datang di Gensokyo….wahai anak muda”

“Hei, apa maksudnya ini !”

Suara aneh tersebut menghilang, dan mengembalikan suasana hening seperti semula. Saat itu aku masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Kemudian menyesali semua yang telah kulakukan disini. Terjebak di dalam gua yang redup dan lupa jalan pulang. Meskipun sudah memungut 5 benda pusaka, rasanya tak berarti bila dibandingkan dengan diriku yang terjebak tanpa pertolongan. Setelah menghela nafas, aku memutuskan untuk mencoba untuk keluar dari gua ini.

Setelah berjalan cukup lama dan menghabiskan banyak tenaga untuk mencari jalan keluar, sampailah aku di pintu masuk gua. Aku merasa bahagia dan lega bisa menghirup udara lagi. Tapi, aku melihat banyak hal yang berbeda disini.

“Loh, perasaan tadi ada hutan lebat. Kok sekarang cuma hamparan pepohonan?”

Seharusnya di sekitar sini ada hutan lebat, namun yang ada hanya pepohonan yang tersebar secara acak. Aku terus berjalan hingga sampai di hamparan rumput.

“Aneh, sekarang malah hamparan rumput. Lalu, kuil juga tidak ada. Dimana aku sekarang?”

Jangankan kuil, orang-orang yang mengunjungi kuil tadi juga tidak ada. Di depan ku hanya ada hamparan rumput yang luas. Aku merasa bingung dan heran, dimana aku sekarang? Kulihat lingkungan sekitar sini, aku menemukan kuil di atas sana. Harusnya kuil ada disini. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata aku berada di atas gunung ! Kuil tadi berada di atas gunung yang kupijak. Anehnya, bentuk kuil itu sama dengan kuil yang kulewati sebelum masuk hutan lebat.

“Hmm, mungkin aku bisa menemukan petunjuk disana” ujarku.


Dengan rasa penasaranku yang terus menghinggap di kepala, aku memutuskan untuk pergi ke sana. Ternyata, perjalananku dimudahkan dengan adanya tangga yang tersusun rapi ke arah sana. Sekian anak tangga kulewati, aku merasakan penat dan keringnya kerongkongan. Namun perjalanan ini harus kutempuh. Sebelum mencapai anak tangga terakhir, rasa penat dan haus membuat diriku mulai tak sadarkan diri. Sebelum tubuhku benar-benar “mati”, aku melihat seorang wanita berambut hijau berlari ke hadapan ku….

Please wait warmly until the second chapter release.

Touhou Games

Posted by Unknown On 2016年9月27日 Add Comments
Touhou Games

In this section, only two choices that will guide you to Official Games and Doujin (Fan) Games. Please note that all files are on ZIP file format. If you are new to Touhou, try to play official games first to know the characters and the story.

Official Games
TH 15 - Touhou Kanjuden ~ Legacy of Lunatic Kingdom
Touhou Project's latest official game

Doujin (Fan) Games
Touhou Soccer, a fan game based on Captain Tsubasa
game by Tecmo

About

Posted by Unknown Add Comments
Hi guys !

I'm admin of this blog. How to describe me in single sentence?

"Touhou & Mecha fan who likes Japanese-Korean culture"

Actually, I will post anything beside on the sentence above. Of course, Touhou, Mecha, and Japanese-Korean-related post will be added. Due to my activities in real life, maybe new posts will be late for sure. Please wait warmly until it is ready.

Oh, one more thing. I write post in broken English and in Indonesian. If you are a grammar enthusiast, try to keep calm and stay cool. I'm afraid that my post will trigger your OCD and rant away (if the condition is going to be worst).

By the way, enjoy this picture !



Well, these pictures are captured from Touhou Project fan-anime, Hifuu Club Activity Record ~ Sealed Esoteric History. I upload these for my pictures in AMH Review Challenge







Powered by Blogger.

Popular Posts

Visitor

Flag Counter

Weekly post

Copyright © 2012 Eternal Wind | Haiyore! Nyaruko-san Theme | Designed by Johanes DJ